Kuliah Tamu: ETIKA KOMUNIKASI DIGITAL

Etika, suatu hal dasar yang seharusnya sudah dikuasai oleh masyarakat, ternyata juga berlaku dalam komunikasi dunia digital. Mahasiswa TI perlu mengetahui bagaimana menempatkan diri di dunia digital agar tetap memiliki akhlakul karimah di dunia maya.

UINformatika News (4/5) – Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah merubah perilaku hidup masyarakat. Sebagian aktivitas masyarakat dilakukan secara elektronik melalui media berbasis internet. Sejalan dengan itu, informasi juga menyebar dengan cepat seiring kebutuhan masyarakat terhadap informasi publik yang semakin besar.  

Seiring berkembangnya teknologi informasi juga, komunikasi yang tadinya biasa dilakukan dengan tatap muka atau surat menyurat, sekarang bisa memanfaatkan teknologi digital untuk berkomunikasi jarak jauh dengan instan. Namun, dengan perubahan dinamika komunikasi ini, kerap kali masyarakat lupa akan hal mendasar dalam komunikasi, yaitu etika.

Mengingat masalah tersebut berkaitan dengan ranah TI, maka Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan seri Perkuliahan Jarak Jarak (PJJ)  mengenai Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atas inisiasi Wakil Dekan FST UIN Jakarta, Nashrul Hakiem.  Acara diselenggarakan pada Senin (4/5) menggunakan aplikasi Google Meet dengan tema Etika di Dunia Cyperspace dan Komunitas TI.

Narasumber pada seri tersebut adalah Bambang Suryadi yang sehari-harinya  sebagai  Wakil Dekan di Fakultas Psikologi UIN Jakarta serta Fadhilah Mathar yang merupakan Direktur SDM dan Administrasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Acara yang dibuka oleh Dekan FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lily Surraya Eka Putri, berlangsung selama 90 menit. Dipandu oleh moderator Nurul Faizah Rozy, acara dibagi dalam dua sesi dengan dua narasuber.  Pemateri pertama, Bambang menjelaskan berbagai hal terkait etika berkomunikasi, bagaimana peran etika dalam berkomunikasi secara umum, maupun peran etika di berbagai lini kehidupan lainnya. “Dalam hal apapun, etika merupakan faktor pertama dan yang terpenting yang seharusnya dipertimbangkan,” ujar pria yang menamatkan PhD nya di International Islamic University Malaysia dan tengah menanti SK guru besarnya.  

Sementara itu, Fadhilah Mathar atau juga kerap disapa Indah, memaparkan bagaimana internet, bisa merubah berbagai proses di berbagai aspek  kehidupan, seperti sektor industri, transportasi, makanan, sampai pada manajemen keuangan pribadi. “Yang dulunya proses bersifat manual, atau interaksi face to face, Sekarang proses tersebut terdigitalisasi dan mempermudah akses dari mana saja,” tutur Indah yang menamatkan S3 di bidang strategic management dari Universitas Indonesia. Masih kata Indah, “Penting menjaga jejak digital kita, dimana di era digital sekarang ini. Dunia tersebutlah yang pasti akan lebih diperhatikan saat ingin mengenal kita.”

Sejumlah peserta yang bergabung, terlihat antusias dengan mengajukan berbagai pertanyaan, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa. Di penghujung acara, moderator Nurul Faizah menyimpulkan poin-poin penting dalam pertemuan tersebut. Pertama, bagaimana komunitas TI  bisa terlibat dalam  mensosialisasikan penggunaan internet ini ke seluruh pelosok daerah di Indonesia agar pengetahuan dan perkembangannya bisa merata. Kedua, bagaimana kiat civitas akademika termasuk mahasiswa TI dalam memanfaatkan internet sebaik mungkin. Ketiga, apa yang berlaku di dunia maya juga berlaku di dunia nyata, jangan lupa ada jejak digital yang bisa di tracking oleh orang lain.  Selaku host, Nashrul Hakiem memberikan apresiasi kepada narasumber atas sharing materi yang bermanfaat.  (Wjh)